BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Manusia
dalam hidupnya tidak pernah merasa bahagia. Mereka selalu tertekan jiwanya
karena berbagai sebab. Kemudian muncullah aliran yang berbicara tentang mencari
hakikat kebenaran dan bagaimana agar manusia bahagia dalam hidupnya.
Mereka tidak tahu dimanakah
letak kebahagiaan itu dan bagaimana cara menggapainya. Manusia selalu berpikir
tentang itu
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa ajaran dari aliran
epicurisme ?
2. Apa sajakah ajaran yang
dikemukakan oleh aliran stoaisme ?
3. Bagaimana ajaran dari
aliran skeptisme ?
1.3. Tujuan Masalah
1.
Untuk
mengetahui ajaran aliran epicurisme
2.
Untuk
mengetahui ajaran aliran stoaisme
3.
Untuk
mengetahui ajaran aliran skeptisme
BAB II
PEMBAHASAN
.
A.
Madzhab
Epicuris dan Ajaran-Ajarannya Pada Masa Etik
Etika sebetulnya merupakan bagian
dari aksiologi, yakni bagian filsafat tentang nilai. Nilai adalah suatu
kualitas yang kita berikan kepada sesuatu
( objek ) sehingga sesuatu itu dianggap
bernilai atau tidak bernilai.
Masa etik diisi oleh tiga macam aliran filsafat, yaitu aliran Epicuros,
Stoa, dan Skeptis. Yang pertama terambil dari nama pembangunan sekolah
tersebut, yaitu Epicuros.
Epicuros yang mendirikan sekolah filoshopi ini lahir di Samos pada
tahun 341 SM dan meninggal di Athena pada tahun 217 SM pada usia 70 tahun. Ia
adalah guru filsafat di mytilen dan Lamp-sakos.
Menurut pendapat Epicuros, filsafat harus merintis jalan kearah
mencapai kesenangan hidup.Ia membagi filsafat dalam tiga bagian, yaitu logika,
fisika, dan etika.
a.
Ajaran logika
Yang dimaksud dengan logika oleh Epicuris adalah “ kanonika”,
sebagai norma yang membangun pengetahuan. Norma dan kriteria adalah segala
sesuatu yang terpandang, karena segala macam pandangan adalah benar, benar pula
dalam jiwa orang yang memandang.Bahkan, pandangan orang gila pun merupakan
sebuah kebenaran. Semua yang terpandang adalah kenyataan lahiriah, benar atau
salah dari realitas adalah hasil pandangan itu sendiri, sehingga pengertian
atas hasil pandangan merupakan norma dan kriteria kebenaran.. Logikanya tidak
menerima kebenaran selain hasil pikiran.Kebenaran hanya dicapai dengan
pemandangan dan pengalaman.
Pandangan yang dimaksud adalah penglihatan atau hasil
indrawi.Sehingga menurut Epicuris tidak ada kebenaran kalau dia belum melihat
dan menyaksikan sendiri melalui panca indranya. Bagi Epicuris, kebenaran yang
patut diakui hanyalah yang nyata artinya yang terpandang oleh indera.
Contohnya, daun itu berwarna hijau ketika muda dan menguning kecoklatan ketika
sudah tua dan hendak gugur. Logikanya bagi Epicuris itu benar, jika ia melihat
dan menyaksikan metamorfosa daun
tersebut dengan indra ( matanya ) sendiri. Dia akan mengatakan benar jika
itu nyata.
Adapun
kaitannya dengan etika social, Epicuris berpendirian bahwa masyarakat merupakan
sumber norma dan susila, sedangkan norma dan susila harus dibangun didalam
pendidikan.
b.
Ajaran fisika
Dari ajaran fisika, Epicuris hendak membebaskan manusia dari
kepercayaan kepada para dewa-dewa.Dengan ajaran itu dinyatakan bahwa dunia ini
bukan dijadikan dan dikuasai oleh dewa-dewa. Melainkan digerakan oleh
hukum-hukum fisika.Jiwa manusia tidak terus hidup sesudah mati, dunia tidak
satu saja, melainkan tidak terbilang banyaknya. Manusia di dalam hidupnya tidak
bahagia kerena terganggu oleh tiga hal: takut akan marah dewa, takut akan mati,
takut akan nasib.
Menurut Epicuris, manusia akan hidup bahagia jika merasa tidak ada
beban di dalam hidupnya karena tidak terikat pada kekuasaan dewa. Segala yang
ada dan tercipta itu karena adanya hukum fisika bukan karena ciptaan dewa.Jadi
manusia tidak perlu takut dikuasai oleh dewa.Epicuris juga berpendapat bahwa
taka ada badan tak ada pula jiwa. Jadi ketika manusia mati jiwanya pun akan
mati. Begitu pula nasib ditentukan oleh gerak atom, yang mana kita tidak bisa
mengubahnya.
c.
Ajaran Etika
Ajaran etikanya adalah mencari kesenangan hidup.Kesenangan hidup
menurut Epicuris ialah barang yang paling tinggi nilainya. Mencari kesenangan
hidup itu tidak berarti memiliki kekayaan dunia sebanyak-banyaknya dengan tidak
menghiraukan orang lain. Kesenangan hidup berarti kesenangan badaniah dan
rohaniah. Yang paling penting dan paling mulia ialah kesenangan jiwa, karena
kesenangan jiwa meliputi masa sekarang, masa lampau, dan masa yang akan datang.
Tujuan etik Epicuris ini tidak lain dari didikan memperkuat jiwa
untuk menghadapi segala keadaan. Dalam suka dan duka, perasaan manusia
hendaklah sama.
B.
Madzhab
Stoaisme dan Ajaran-Ajarannya
Stoa artinya ( serambi, bertiang, selasar ) dinamakan begitu karena
madzhab stoa mengajar dan berkumpul diserambi bertiang digedung-gedung Athena.
Aliran stoa didirikan di Athena oleh Zeno dari kition ( 133-266 SM
). Ia dilahirkan di kition pada tahun 340 SM dan meninggal di Athena pada tahun
264 pada usia 76 tahun.
Awalnya ia adalah seorang saudagar yang sering berlayar pada suatu
hari kapalnya pecah ditengah laut, jiwanya tertolong namun hartanya habis, sama
sekali, sejak itulah ia berhenti berniaga dan pergi belajar filsafat.
Zeno akhirnya belajar pada akademia dibawah pimpinan Xenokrates,
murid plato yang terkenal. Setelah keluar dari akademia, ia mendirikan sekolah
sendiri yang bertempat pada suatu ruang yang penuh ukiran. Dan “ Stoa” sendiri
diambil dari bahasa Greek yang berarti ruang. Dan kata Stoa dipakainya sebagai
nama sekolahnya.
Ajaran-ajarannya adalah:
a.
Logika
Logika menurut kaum Stoa bertujuan untuk memperoleh kriterium
tentang kebenaran.Mereka juga mempergunakan teori reproduksi dan demokritos.Apa
yang dipikirkan tak lain dari yang telah diketahui dengan pemandangan.
Pemandangan yang benar ialah suatu pemandangan, yang menggambarkan barang yang
dipandang dengan terang dan tajam, sehingga orang yang memandang itu terpaksa
membenarkan dan menerima isinya.
Kaum stoa berbeda pendapat dengan plato dan aristoteles bahwa
segala yang dipandang menjadi ada hanya karena adanya pengertian, pada hal
sebenarnya pengertian hanyalah gambaran otak dalam ingatan. Oleh karena itu,
pengertian bukan kenyataan.Akan tetapi benda-benda yang kelihatan adalah benda
yang mempunyai realita, nyata adanya.( Muhammad htta, 1986: 151 )
Menurut hatta, pendapat kaum stoa tersebut secara filosof disebut
dengan nominalisme sebagai lawan dari realism.
b.
Fisika
Fisika kaum stoa tidak saja memberi pelajaran tentang alam, tetapi
meliputi teologi.Meskipun tampak paradoks, jika diperhatikan dengan seksama,
hal tersebut tidak mengherankan, karena zeno yang membangun madzhab stoa,
menyamakan tuhan dengan dasar pembangunan.Dasar pembangunan adalah arti yang
membangun sebagai suatu bagian dari alam.Menurut mereka, alam mempunyai dua
dasar yaitu yang bekerja dan dikerjakan.Yang bekerja adalah tuhan dan yang
dikerjakan ialah materi.Kedua-duanya ialah bertubuh.
Menurut kaum stoa, alam semesta ini ditentukan oleh suatu kiasan
yang disebut logos ( pikiran semesta ). Oleh sebab itu, semua kejadian tunduk pada
semua hukum alam yang berjalan. Manusia akan hidup bijaksana dan bahagia bila
ia bertindak sesuai dengan rasionya. Fisika kaum stoa ini menjadi pandangan
hidupnya.Karena semua yang terjadi dalam dunia ini berlaku menurut hukum alam
dan rasio, serta adanya tuhan untuk keselamatan manusia, kaum stoa mempunyai
pandangan hidup yang optimis. Semuanya terjadi menurut kemestian dalam edaran
yang tetap, trima itu dengan senang dan gembira.( Moh. Hatta 1986: 151 ).
c.
Etika
Etika menurut kaum stoa adalah mencari dasar-dasar umum untuk
bertindak dan hidup tepat, kemudian melaksanakan dasar-dasar itu dalam
penghidupan.Madzhab stoa berpendapat bahwa tujuan hidup yang tertinggi ialah
memperoleh harta yang terbesar nilainya, yaitu kesenangan hidup.Kemerdekaan
moriil seseorang adalah dasar segala etik pada kaum stoa.
Manusia yang hidup menurut hidupnya adalah merdeka sepenuhnya,
sekalipun ia tunduk pada satu-satunya hukum yang menguasai semuanya yaitu hukum
kausalita. Kemerdekaan tidak akan bertentangan dengan kemestian, melainkan
berpokok padanya.
Manusia yang hidup menurut kesadaran yang tepat menurut alamnya
akan sehat hidupnya. Manusia khilaf yang hidupnya menyimpang dari yang
semestinya akan sakit. Manusia dihinggapi penyakit apabila ia cenderung pada
harta kekayaan, kehormatan dan tanda-tanda kebesaran diri yang tidak sesuai
dengan keadaannya yang sebenarnya.
Sesuai dengan itu maka mereka berpendapat bahwa persekutuan social
manusia, yaitu Negara adalah syarat pertama untuk melaksanakan budi yang
terutama, yaitu keadilan.
C.
Aliran
Skeptisme dan Ajaran-Ajarannya
Skeptisme ( dari yunani ) skepsis (
pertimbangan atau keraguan ) /
(
atau kita tidak dapat mencapai kebenaran atau realitas dan melekat kepada
ketidakpercayaan yang komplit serta total akan proses mencapai kepastian).
Bahkan kaum yang lebih ekstrim disebut dengan pironis sesuai dengan
namanya piro. Piro berpendapat kita mesti menangguhkan semua keputusan karena
dengan begitu jika kita akan memutuskan suatu keputusan kita harus mencapai
sesuatu yang tidak diragukan, kalau seandainya kita belum memutuskan berarti
kita masih ada yang kita yakini belum mencapai suatu kebenaran.
Aliran ini berpendapat bahwa di bidang
teoritis, manusia tidak akan sanggup mencapai
kebenaran.
Agar berbahagia, manusia tidak harus
mengambil keputusan yang pasti, tetapi selalu ragu-ragu.
Kaum skeptic adalah para filosof
yang meyakini bahwa keragu-raguan terhadap segala sesuatu merupakan fondasi
keyakinan. Oleh karena itu, ketika mereka meragukan sesuatu, hal itu artinya
mereka meyakini sesuatu. Tanpa berawal dari rasa ragu, keyakinan itu tidak akan
hadir dalam kehidupan.
Tokoh dari aliran ini adalah Pyrrhon
yang lahir tahun 360 SM dan meninggal dunia tahun 270 SM.
Sekolah yang dijadikan lambang
pengetahuan kaum skeptic adalah sekolah aliran Pyrrhon dan Elis. Adapun sekolah
yag kedua disebut skeptis academia karena aliran ini lahir dari akademis yang
didirikan oleh Plato.
1.
Sekolah Skeptis
Pyrrhon
pyrrhon mengajarkan bahwa kebenaran
tidak dapat diduga. Kita harus sangsi terhadap sesuatu yang dikatakan orang
benar.Sebagai alasan, disebutnya bahwa diluar ruang yang kosong dan atom yang
bergerak, yang hanya dipikirkan oleh akal, tidak ada yang dapat diketahui
dengan pasti.
Dari dua ucapan yang bertentangan
tentang sesuatunya, salah satunya mestilah benar sedangkan yang lainnya salah.
Jalan sebaik-baiknya untuk mencapai kesenangan hidup ialah menjauhkan diri dari
mengambil keputusan dalam menentukan apa ynag dikatakan bagus dan buruk, apa
yang baik dan jahat, apa yang adil dan tidak adil. Perbedaan masalah – masalah
itu biasanya diperjuangkan dengan sehebat-hebatnya. Perjuangan yang tidak
henti-hentinya itu menunjukan bahwa sebenarnya tidak sanggup menentukan apa
yang sebenarnya dikatakan bagus, baik , dan seterusnya. ( Moh. Hatta 1986 : 157
).
Menjauhkan diri dari sikap memutus adalah jalan yang ditujukan oleh
filosofi Pyrrhon untuk mencapai
kesenangan hidup. ( Moh. Hatta 1986 :
157 ).
2.
Sekolah Skeptis
Akademia
Arkiselaos, seorang tokoh akademia berpendapat bahwa cita-cita
orang bijaksana ialah bebas dari berbuat salah. Kemudian tokoh lain aliran ini
adalah karneades, berpendapat bahwa kriterium bagi kebenaran tidak ada. Hasil
pancaindera dan pandangan bukan pandangan sejati, karena segala dari hasil
pandangan membutuhkan penjelasan.
D.
Persamaan
Antara Madzhab Epicuris, Stoa dan Skeptis
Persamaan antara aliran epicuris, stoa dan skeptis adalah terletak
pada pokok ajarannya yaitu tentang bagaimana manusia mendapatkan kebahagiaan
hidup di dunia. Selain itu, persamaan dari aliran-aliran ini ( epicuris dan
stoa ) adalah pada ajarannya tentang logika yang mana semuanya ingin mencari
kebenaran tentang sesuatu.
E.
Perbedaan
Antara Madzhab Epicuris, Stoa dan Skeptic dalam Kajian Filsafat Etika.
Perbedaan antara aliran epicuris, stoa dan skeptic adalah terletak
pada bagaimana cara mendapatkan kebahagiaan hidup itu.
Menurut aliran epicuris, agar manusia hidup bahagia maka harus
memperoleh ketenangan jiwa. Sedangkan aliran stoa berpendapat bahwa agar
manusia hidup bahgia, maka harus harmoni terhadap alam. Dan menurut aliran
skeptic, agar manusia hidup bahagia maka jangan pernah mengambil keputusan.
Kesimpulan
Pokok inti
ajaran dari Epicuris adalah agar bagaimana manusia itu mendapatkan kebahagiaan
dalam hidupnya, agar manusia hidupnya bahagia maka harus memperoleh ketenangan
jiwa ( ataraxia ). Dan juga pada umumnya karena manusia mengalami banyak
ketakutan maka sulit memperoleh ketenangan jiwa untuk itu jika manusia mampu
mengatasi tiga ketakutan ini yaitu takut terhadap dewa, takut terhadap
kematian, takut terhadap nasib, maka akan mencapai kebahagiaan.
Pokok ajaran
stoa juga hampir sama dengan ajaran Epicuris yaitu agar bagaimana manusia dalam
hidupnya bahagia, tapi yang membedakan disini adalah agar dapat mencapai
kebahagiaan maka harus harmoni terhadap dunia
( alam ) dan harmoni dengan dirinya.
Manusia harus harmoni dengan dirinya
sendiri, apabila manusia telah mencapai harmoni terhadap dirinya sendiri maka
kebahagiaan bukan lagi tujuan hidup, akan tetapi dengan keadaan harmoni dengan
dirinya, itulah sesungguhnya manusia dalam keadaan apatheia, yaitu
keadaan tanpa rasa ( pathe ) atau keadaan dimana dirinya menguasai segala
perasaannya.
Pokok ajaran
Skeptis yaitu bagaimana manusia hidup bahagia hal ini mensinyalir bahwa sebagian
besar manusia hidupnya tidak bahagia, sehingga manusia sukar sekali mencapai
kebijaksanaan. Maka sebagai syaratnya, agar manusia melakukan untuk tidak
mengambil keputusan.Karena orang yang tidak pernah mengambil keputusan itu
disebut orang yang tidak pernah keliru.Untuk tidak pernah keliru manusia selalu
harus selalu ragu-ragu dengan ragu-ragu itu orang tidak pernah keliru, akhirnya
orang tersebut dikatakan sebagai orang yang tidak pernah mengambil keputusan,
dan orang yang tidak perrnah mengambil keputusan itulah orang yang bahagia
Daftar Pustaka
·
Atang
abdul hakim dan Beni ahmad saebeni Filsafat
umum 2008, Bandung. penerbit ;
pustaka setia .
·
Zainal
abidin pengantar filsafat barat 2011 , Jakarta. penerbit ; rajawali pers.
·
Asmoro
achmadi , filsafat umum , 2003. Cetakan ke-5 , Jakarta, penerbit ; PT
raja grafindo.
·
Pengantar
filsafat Louis
o. kattsoff, cetakan ke-5 ,1992 .
penerbit tiara wacana yogya.
·
Ma’luf
Louis. Munjid fillughoh wal a’lam. Cetakan ke -38. 2000. Beirut : dar
el- machreq Sarl.
·
Street
Walten. The New Shorter Oxford English Dictionary. Cetakan ke-2. 1993.
Newyork : Oxford University Press Inc.
·
Procter
Paul. Cambridge International Dictionary of English. 1995. Great Britain : The Press Syndicate of the
University of Cambridge.