Free Mega Man Run Cursors at www.totallyfreecursors.com
EL Butar: Februari 2012

Sabtu, 18 Februari 2012

RESUME ILMU KALAM

Ø  Makna depenitif Ilmu Kalam
Secara harfiah kalam  berarti perkataan. Sedangkan Ilmu Kalam sendiri dapat dipahami sebagai suatu kajian ilmiah yang berupaya untuk memahami keyakinan-keyakinan keagamaan dengan didasarkan pada argumentasi yang kokoh. Al-Iji pernah mengidentifikasi beberapa sebab yang mungkin menjadi alasan penamaan disiplin keilmuan ini dengan istilah Ilmu Kalam, yaitu: (1) Ilmu Kalam sebagai oposisi bagi Logika di kalangan filsuf; (2) Diambil dari judul bab-bab dalam buku dengan pembahasan terkait yang u­­mumnya diawali dengan perkatan “al-kalam fi …“ (atau: pembahasan tentang …); dan (3) Dinisbatkan kepada isu paling populer dalam perdebatan kaum mutakallim  (ahli kalam), yaitu tentang kalam Allah.
Menurut al-Farabi, ilmu ini dapat berguna untuk mempertahankan atau menguatkan penjelasan tentang akidah dan pemahaman keagamaan Islam dari serangan lawan-lawannya melalui penalaran rasional. Tetapi patut dicatat bahwa Ilmu Kalam yang berkembang dalam Islam ini, sekalipun dalam pembahasannya banyak mempergunakan argumen-argumen rasional, umumnya tetap tunduk kepada wahyu. Perbedaan yang kerap muncul hanya terletak pada tingkat pengakuan fungsi akal untuk memahami wahyu serta tingkat liberasi interpretasi dari skripturalitas (keharfiahan) pembacaan atas teks. Pada lokus ini Ilmu Kalam dapat dibedakan dari Filsafat maupun Fikih.
Al-Farabi mendefinisikan ilmu kalam sebagai disiplin ilmu yang membahas Dzat dan sifat Allah beserta eksistensi semua yang mungkin, mulai yang berkenaan dengan masalah dunia sampai masalah sesudah mati yang berlandaskan doktrin Islam. Stressing akhirnya adalah memproduksi ilmu ketuhanan secara filosofis.
Ø  Faktor-faktor pendukung lahirnya Ilmu Kalam
Pada zaman Abbasiyah, telah banyak berlaku pembahasan di dalam perkara-perkara akidah termasuk perkara-perkara yang tidak wujud pada zaman Nabi s.a.w. atau zaman para sahabatnya. Berlaku pembahasan tersebut dengan memberi penumpuan agar ia menjadi satu ilmu baru yang diberi nama Ilmu Kalam. Ilmu ini muncul dan berkembang atas faktor-faktor internal dan eksternal.
  • Faktor-faktor internal
Berikut ini adalah faktor-faktor internal yang menjadi puncak munculnya ilmu Kalam:
1. Al-Quran di dalam seruannya kepada tauhid membentangkan aliran-aliran penting dan agama-agama yang bertebaran pada zaman Nabi s.a.w., lalu al-Quran menolak perkataan-perkataan mereka. Secara tabi’I, para ulamak telah mengikut cara al-Quran di dalam menolak mereka yang bertentangan, di mana apabila penentang memperbaharui cara, maka kaum muslimin juga memperbaharui cara menolaknya.
2. Pada zaman pemerintahan Bani Umaiyah, hampir-hampir keseluruhan umat Islam di dalam keimanan yang bersih dari sebarang pertikaian dan perdebatan. Dan apabila kaum muslimin selesai melakukan pembukaan negeri dan kedudukannya telahpun mantap, mereka beralih tumpuan kepada pembahasan sehingga menyebabkan berlaku perselisihan pendapat di kalangan mereka.
3. Perselisihan di dalam masalah politik menjadi sebab di dalam perselisihan mereka mengenai soal-soal keagamaan. Jadilah parti-parti politik tersebut sebagai satu aliran keagamaan yang mempunyai pandangannya sendiri. Parti (kelompok) Imam Ali r.a. membentuk golongan Syiah, dan manakala mereka yang tidak bersetuju dengan Tahkim dari kalangan Syiah telam membentuk kelompok Khawarij. Dan mereka yang membenci perselisihan yang berlaku di kalangan umat Islam telah membentuk golongan Murji’ah.
  • Faktor-faktor eksternal
Berikut ini adalah faktor-faktor eksternal yang menjadi puncak munculnya ilmu Kalam:
1. Ramai orang yang memeluk agama Islam selepas pembukaan beberapa negeri adalah terdiri dari penganut agama lain seperti yahudi, Nasrani, Ateis dan lain-lain. Kadangkala mereka menzahirkan pemikiran-pemikiran agama lama mereka bersalutkan pakaian agama mereka yang baru (Islam).

A. Aliran Mu'tazilah
Aliran Mu'tazilah memandang manusia mempunyai daya yang besar dan bebas. Oleh karna itu, Mu'tazilah menganut faham qodariyah atau free will. menurut Al-Juba'i dan Abd Aljabbra. Manusialah yang menciptakan perbuata-perbuatannya. Manusia sendirilah yang membuat baik dan buruk. KepaTuhan dan ketaatan seseorang kepada Tuhan adalah atas kehendak dan kemauannya sendiri. Daya (al-istita'ah)untuk mewujudkan kehendak terdapat dalam diri manusia sebelum adanya perbuatan.
Perbuatan manusia bukanlah diciptakan Tuhan pada diri manusia, tetapi manusia sendirilah yang mewujudkan perbuatannya. Lantas bagaimana dengan daya? Apakah diciptakan Tuhan untuk manusia, atau berasal dari manusia sendiri? Mu'tazilah dengan tegas mengatakan bahwa daya juga berasal dari manusia. Daya yang terdapat pada diri manusia aalah tempat terciptanya perbuatan.jadi, Tuhan tidak dilibatkan dalam perbuatan manusia. Aliran Mu'tazilah mengecam keras faham yang mengatakan bahwa Tuhanlah yang menciptakan perbuatan. bagaimana mungkin, dalam satu perbuatan akan ada dua daya yang menentukan?
Dengan faham ini, aliran mu'tazilah mengaku Tuhan sebagai pencipta alam, sedangkan manusia berpihak sebagai pihak yang berkreasi untuk mengubah bentuknya.
Meski berpendapat bahwa Allah tidak menciptakan manusia dan tidak pula menentukannya, kalangan Mu'tazilah tidak mengingkari azali Allah yang mengetahui segala apa yang akan terjadi dan diperbuat manusia, pendapat inilah yangmembedakannya dari penganut qodariah murni.
Untuk membela fahamnya, aliran Mu'tazilah mengungkapkan ayat berikut:
ألذى أحسن كل شێ خلقه (السجدة : ۷)
Artinya:
"Yang membuat segala sesuatu yang dia ciptakan sebaik-baiknya".(QS. As-Sajdah: 7).
Yang dimaksud dengan ahsana pada ayat di atas, adalah semua pebuatn Tuhan adalah baik.denga demikian, perbuatan manusia bukanlah per buatan Tuhan, karena perbuatan manusia terdapat perbuatan jahat. Dalil ini di kemukakan untuk mempertegas bahwa manusia akan mendapat balasan atas perbuatannya. Sekirany perbuatan manusia adalah perbuatan Tuhan, balasan dari Tuhan tidak ada artinya.
Disamping argumentasi naqliah di atas, aliran Mu'tazilahmengemukakan argumentasi berikut ini.
a.            Kalau Allah menciptakan perbuatan manusia, sedangkan manusia sendiri tidak mempunyai perbuatan, batAllah taklif syar'i. hal ini karena syariat adalah ungkapan perintah dan larangan yang merupakan thalap pemenuhan thalap tidak terlepas dari kemampuan, kebebasan, dan pilihan.
b. Kalau manusia tidak bebas untuk melakukan perbuatannya. Runtuhlah teori pahal dan hukuman yang muncul dari konsep faham al-wa'dwaal-wa'id(janji dan ancaman). Hal ini karma perbuatan itu menjadi tidak dapat di sandarkan kepadanya secara mutlak sehingga bersekoensi pujian atau celaan.
c. Kalau manusia tidak mempunyai kebebasan dan pilihan, pengutusan para nabi tidak ada gunanya sama skali. Bukankah tujuan pengutusan itu adalah dakwa dan dakwa harus di barengi kebebasn pilihan?
Konsikoensi lain dari faham di atas, Mu'tazilah berpendapat bahwa manusiaterlibat dalam penentuan ajal karena ajal itu ada dua macam, pertama, adalah al-ajal ath-thabi'i. ajal inilah yang di pandang mu'tazilah sebagai kekuaaan mutlak Tuhan untuk menentukannya. Adapun jenis yang kedua adalah ajal yang dibikin manusia untuk sendiri misalnya membunuh seseorang, atau bunuh diri di tiang gantungan, atau menum racun. Ajal yang ini dapat dipercepat dan diperlambat.
B. Aliran Asy'ariyah
Dalam faham Asy'ari manusia di tempatkan pada posisi yang lemah. Ia di ibaratkan anak kecil yang tidak memiliki pilihan dalam hidupnya. Oleh karana itu, aliran ini lebih dekat dengan paham jabariah dari pada dengan fahamMu'tazilah untuk menjeleskan dasr pijakannya, asy'ari,.pendiri aliranasy'ariyah, memakai teori al-kasb (acquisition, perolehan). Teori Al-Kasb Asy'ari dapat di jelaskan sebagai berikut. Segala sesuatu terjadi dengan perantaraan daya yang di ciptakan, sehingga menjadi perolehan bagi muktasibyang memproleh kasab untuk melakukan perbuatan. Sebagai konsekoensi dari teori kasb ini, manusia kehilangan keaktifan, sehingga manusia bersifat pasif dalm perbuatan-perbuatannya.
Argumen yang diajarkan oleh Al-Asa;ari untuk membela keyakinannya adalah firman Allah:
والله خلقكم وما تعملون (الصافات : 6۹)
Artinya::
"Tuhan menciptakan kamu apa yang kamu perbua". (Q.S. Ash-Shaffat [37]:96)
Wama ta'malun pada ayat diatas di artikan al-asy'ari dengan apa yang kamu perbuat dan bukan apa yang kamu perbuat.denga demikian, ayat inimengandung arti Allah menciptakan kamu dan perbuatan-perbuatanmu dengan kata lain, dalam faham asy'ari, yang mewujudkan kasb atau perbuatann manusia sebenarnya adalah Tuhan sendiri.
Pada prinsipnya aliran asy'ariyah berpendapat bahwa perbuatan manusia diciptakan Allah, sedangkan daya manusia tidak mempunyai efek untuk mewujudkannya. Allah menciptakan perbuatan untuk manusia dan menciptakan pula pada diri manusia, daya untuk melahirkan perbuatan tersebut. Jadi, perbuatan di sini adalah ciptaan Allah dan merupakan kasb (perolehan) bagi manusia. Dengan demikian kasb mempunyai pengertian penyertaan perbuatan dengan daya manusia yang baru. Ini berimplikasi bahwa perbuatan manusia di barengi oleh daya kehendaknya, dan bukan atas daya kehendaknya.
C. Aliran Maturidiyah
Ada perbedaan antara Maturidiyah Samarkand dan Maturidiyah bukhara mengenai perbuatan manusia. Kelompok pertama lebih dekat dengan faham mu'tazilah, sedangkan kelompok kedua lebih dekat dengan fahamAsy'ariyah. Kehendak dan daya berbuat pada diri manusia, menurutMaturidiyah Semarkand, adalah kehendak dan daya manusia dalam kata arti sebenarnya, dan bukan dari kiasan. Perbedaannya dengan Mu'tazilah adalah bahwa daya untuk berbuat tidak di ciptakan sebelumnya, tetapi bersama-sama dengan perbuatannya. Daya yang demikian porsinya lebih kecil dari pada daya yang terdapat dalam faham Mu'tazilah.oleh karena itu, manusia dalam fahamAl-Maturidi, tidaklah sebebas manusia dalam Mu'tazilah.
Maturidiyah Bakhara dalam banyak hal sependapat denganmaturiyah samarkand. Hanya saja golongan ini memberikan tambahan dalam masalah daya. Manusia tidak mempunyai daya untuk melakukan perbuatan, hanya Tuhan lah yang dapat menciptakan, dan manusia hanya dapat melakukan perbuatan yang telah diciptakan Tuhan baginya.
a.            Asal-Usul Maturidiya
Aliran maturidiyah lahir di samarkand, pertengahan kedua dari abad IX M. pendurinya adalah Abu Mansur Muhammad ibn Muhammad ibn Mahmud Almaturidi. Riwayatnya tidak banyak diketahui. Ia sebagai pengikut Abu Hanifa sehingga paham teologinya memiliki banyak persamaan dengan paham-paham yang dipegang Abu Hanifa. Sistem pemikiran aliran maturidiyah, termasuk golongan teologi ahli sunah.
Untuk mengetahui sistem pemikiran Al-maturidi, kita bisa meninggalkan pikiran-pikiran Asy’aryah dan aliran mu’tasilah, sebab ia tidak lepas dari suasana zamannya. Maturidiyah dan asy’aryah sering terjadi persamaan pendapat karena persamaan lawan yang dihadapinya yaitu mu’tazilah. Namun, perbedaan dan persamaannya masih ada.
Al-Maturidi dalam pemikiran teologinya banyak menggunakan rasio. Hal ini mungkin banyak dipengaruhi oleh Abu Hanifa karena Al-maturidi sebagai pengikat Abu Hanifa. Dan timbulnya aliran ini sebagai reaksi terhadap mu’tazilah.
b.            Pokok-Pokok Ajaran Maturidiyah, adalah:
1. Kewajin mengetahui Tuhan. Akal semata-mata sanggup mengetahui Tuhan. Namun itu tidak sanggup dengan sendirinya hukum-hukum takliti (perintah-perintah Allah SWT)
2. Kebaikan dan kerburukan dapat diketahui dengan akal
3. Hikmah dan tujuan perbuatan Tuhan
Perbuatan Tuhan mengandung kebijaksanaan (hikmah). Baik dalam cipta-ciptaannya maupun perintah dan larang-larangannya, perbuatan manusia bukanlah merupakan paksaan dari Allah, karena itu tidak bisa dikatakan wajib, karena kewajiban itu mengandung suatu perlawanan dengan iradahnya
c.            Golongan-Golongan Didalam Maturidiyah
Ada dua golongan didalam maturidiyah yaitu ; 
1. Golongan Samarkand
a. Yang menjadi golongan ini dalah pengikut Al-maturidi sendiri, golongan ini cenderung ke arah paham mu’tazilah, sebagaimana pendapatnya soal sifat-sifat Tuhan, maturidi dan asy’ary terdapat kesamaan pandangan, menurut maturidi, Tuhan mempunyai sifat-sifat, Tuhan mengetahui bukan dengan zatnya, melainkan dengan pengetahuannya. Begitu juga Tuhan berkuasa dengan zatnya.Mengetahui perbuatan-perbuatan manusia maturidi sependapat dengan golongan mu’tazilah, bahwa manusialah sebenarnya menwujudkan perbuatan-perbutannya. Apabila ditinjau dari sini, maturidi berpaham qadariyah. 
Maturidi menolak paham-paham mu’tazilah, antara lain dalam soal Tidak sepaham mengenai pendapat mu’tazilah yang mengatakan bahwa Al-Qur’an itu makhluk.
b. Al-Salah wa Al-Aslah
c. Paham posisi menengah kaum Mu’tazilah Namun Maturidi juga sepaham dengan Mu’tazilah dalam soal al-waid wa al-waid. Bahwa janji dan ancaman Tuhan, kelak pasti terjadi. Demikian pula masalah Antropomorphisme. Dimana Maturidi berpendapat bahwa tangan wajah Tuhan, dan sebagainya seperti pengambaran Al-Qur’an. Mesti diberi arti kiasan (majazi). Dalam hal ini. Maturidibertolak belakang dengan pendapat Asy’ary yang menjelaskan bahwa ayat-ayat yang menggambarkan Tuhan mempunyia bentuk jasmani tak dapat diberi interpretasi (ditakwilkan)
2. Golongan Bukhara
Golongan Bukhara ini dipimpin oleh Abu Al-yusr Muhammad Al-Bazdawi. Dia merupakan pengikut maturidi yang penting dan penerus yang baik dalam pemikirannya. Nenek Al-Bazdawi menjadi salah satu murid maturidi. Dari orang tuanya, Al-Bazdawi dapat menerima ajaran maturidi.
Dengan demikian yang di maksud golongan Bukhara adalah pengikut-pengikut Al-Bazdawi di dalam aliran Al-maturidiyah, yang mempunyai pendapat lebih dekat kepada pendapat-pendapat Al-asy’ary.
Namun walaupun sebagai aliran Maturidiyah. Al-Bazdawi tidak selamanya sepaham dengan maturidi. Ajaran-ajaran teologinya banyak dianut oleh sebagin umat Islam yang bermazab Hanafi. Dan pemikiran-pemikiran maturidiya sampai sekarang masih hidup dan berkembang dikalangan umat Islam.
A. Kesimpulannya
Dari beberapa penjelasan diatas memjelaskan pemikiran dan sudut pandang dalam menyikapi Tuhan dengan manusia adalah Tuhan sebagai pencipta alam, sedangkan manusia berpihak sebagai pihak yang berkreasi untuk mengubah bentuknya.
Aliran Asy'ariyah berpendapat bahwa perbuatan manusia diciptakan Allah, sedangkan daya manusia tidak mempunyai efek untuk mewujudkannya. Allah menciptakan perbuatan untuk manusia dan menciptakan pula pada diri manusia, daya untuk melahirkan perbuatan tersebut.
Menurut aliran Al-Maturidi dalam pemikiran teologinya banyak menggunakan rasio. Hal ini mungkin banyak dipengaruhi oleh Abu Hanifa karena Al-maturidi sebagai pengikat Abu Hanifa. Dan timbulnya aliran ini sebagai reaksi terhadap mu’tazilah.
Adapun Ruang Lingkup Pembahasan dari Teology Islam (Ilmu Kalam) itu adalah :
1.       Ilahiyyaat yaitu masalah ketuhanan Masalah ketuhanan membicarakan masalah :
·         Dzat Tuhan
·         Nama dan sifat Tuhan 
·         Perbuatan Tuha
2.      Annubuwwaat yaitu masalah kenabiyan Masalah kenabian membicarakan :
·         Kemukjizatan nabi-nabi
·         Nabi-nabi terakhir
3.      Assam’iyyaat yaitu hal-hal yang tak mungkin kita ketahui melainkan ada informasi dari nabi, yaitu berbicara masalah wahyu. Masalah sam’iyyaat meliputi antara lain :
·         Masalah azab kubur
·         Neraka Surga Dsb.

semua hal-hal yang tidak akan pernah kita ketahui kecuali ada berita dari para nabi dan RasulNya. Ruang lingkup pembahasan ilmu kalam yang meliputi wujud Tuhan, keesaan Tuhan, zat dan sifat Tuhan, sifat-sifat aktif Tuhan, sifat ilmu, sifat kalam, kejisiman Tuhan, arah, rukyat, keadilan Tuhan, qada dan qadar tuhan

 landasan naqly (alasa yang diambil dari al-Quran dan Hadis) dan aqly (alasan yang bersandar pada akal atau rasional semata) yang menjadi pegangan sekaligus alasan "ada" nya kedua aliran teologi ini. 
1. Dalil-dalil naqliy sebagai dasar aliran Jabariyah  
§  QS. Ash-Shafaat  ayat  96 :
وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ

Artinya: Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu".QS. 
§  Al-Anfal   ayat  17 :
وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلَـكِنَّ اللّهَ رَمَى

Artinya: ......dan bukan kamu melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang   melempar.
§   QS.  al-Hadid ayat 22:
مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (Tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan Telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
§  QS. Al-Insan  30  :
وَمَا تَشَاؤُونَ إِلَّا أَن يَشَاءَ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيماً حَكِيماً

Artinya: Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
2. Adapun dalil-dalil aqliy yang dijadikan landasan  bagi  kaum Jabariyah    antara lain sebagai berikut:
§  Makhluk tidak boleh mempunyai sifat  sama dengan sifat Tuhan, dan kalau itu terjadi, berarti menyamakan Tuhan dengan makhluknya. Mereka menolak keadaan Allah  Maha Hidup dan Maha Mengetahui, namun ia mengakui keadaan Allah Yang Maha Kuasa. Allahlah yang berbuat dan menciptakan, oleh karena itu, makhluk tidak mempunyai kekuasaan.
§  Manusia tidak memiliki kekuasaan sedikit juapun,  manusia tidak dapat dikatakan mempunyai kemampuan (Istitha`ah). Perbuatan yang tampaknya lahir dari manusia  bukan dari perbuatan manusia  karena manusia tidak mempunyai kekuasaan, tidak mempunyai keinginan dan tidak mempunyai pilihan antara memperbuat atau tidak memperbuat. Semua perbuatan yang terjadi pada makhluk adalah perbuatan Allah dan perbuatan itu disandarkan kepada makhluk hanya penyandaran majazi. Sama seperti kata pohon berbuah, air mengalir, batu bergerak, matahari terbit dan tenggelam dan biji-bijian tumbuh dan sebagainya.
1. Dalil-dalil naqliy yang menjadi dasar aliran Qadariyah
§  QS  Ar- Ra`du ayat 11 :
 إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri..
QS An –Nisa` ayat 110    :
 وَمَن يَعْمَلْ سُوءاً أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللّهَ يَجِدِ اللّهَ غَفُوراً رَّحِيماً

Artinya:...... Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, Kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
2. dalil-dalil aqliy yang dijadikan sebagai landasan kaum Qadariyah adalah: 
§  Jika perbuatan manusia diciptakan atau dijadikan oleh Allah swt mengapa menusia diberi pahala jika berbuat baik dan disiksa jika berbuat maksiyat dan dosa, bukankah yang membuat atau menciptakan perbuatan itu adalah Allah swt sendiri.Jika  demikian halnya berarti Allah swt tidak bersikap adil terhadap   manusia, sedang manusia itu sendiri adalah adalah ciptaan-Nya. 
§  Melihat bahwa terdapat ayat ayat al-Qur’an dan dalil-dalil aqli menjadi landasan kedua golongan tersebut, tidak mengherankan, sekalipun penganjur paham Jabariyah dan Qadariyah telah lama meninggal, akan tetapi masih terdapat di kalangan kaum muslimin. Dalam sejarah teologi Islam selanjutnya, paham Qadariyah dianut oleh kaum Muktazilahsedangkan paham Jabariyah moderat masih terdapat dalam aliran Asy’ariyah.


DERIVATIVE WORD (ADJECTIVE AND ADVERB)

PAPERS

"Derivative Word (Adjective and Adverb)”
Proposed To Fulfill The Task Group Structure One Subject, And As A Discussion



Compiled By The Group IV
TBI D
Hafid                   112301151
Neng Hartika        112301153
Nasron                 112301158




INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDIN BANTEN
2011

CONTENT


PREFACE
TABLE OF CONTENTS
CHAPTER I INTRODUCTION
CHAPTER II CONTEN

 1.       THE FORMATION OF ENGLISH ADJECTIVE THROUGH DERIVATION
A.      Adjective and Vocabulary building (affixes)
1.       Prefixes to create ADJECTIVE
2.       Suffixes to  Create ADJECTIVES
B.      The Formation of English Adjective
1.       The formation of English adjective with the suffix –able.
2.       The formation of English adjective with the suffix – al.
3.       The formation of English adjective with the suffix – ant/-ent.
4.       The formation of English adjective with the suffix – ar.
5.       The formation of English adjective with the suffix – ary.
6.       The formation of English adjective with the suffix – ed.
7.       The formation of English adjective with the suffix – en.
8.       The formation of English adjective with the suffix – ful.
9.       The formation of English adjective with the suffix – ic.
10.   The formation of English adjective with the suffix – ing.
11.   The formation of English adjective with the suffix – ive.
12.   The formation of English adjective with the suffix – ish.
13.   The formation of English adjective with the suffix – less.
14.   The formation of English adjective with the suffix – like.
15.   The formation of English adjective with the suffix – ly.
16.   The formation of English adjective with the suffix – ous.
17.   The formation of English adjective with the prefix – un.
18.   The formation of English adjective with the suffix –y.
19.   The formation of English adjective with the suffix –an.

2.       THE FORMATION OF ENGLISH ADVERB THROUGH DERIVATION
A.      Vocabulary building (affixes and roots)
B.      English Prefixes and Suffixes
1.       Prefixes to create ADVERB
2.       Suffixes to  Create ADVERB
C.     The Formation of English Adverb
1.       The formation of English adverb with the prefix a-.
2.       The formation of English adverb with the suffix -ly.
3.       The formation of English adverb with the prefix -ly.
4.       The formation of English adverb with the suffix -ward (s).
5.       The formation of English adverb with the suffix -wise.

CHAPTER II CLOSSING
CONCLUSION
bibliography



1.       THE FORMATION OF ENGLISH ADJECTIVE THROUGH DERIVATION
A.     Adjective and Vocabulary building (affixes)
In Grammar, an adjective is a word whose main syntactic role is to modify a noun or pronoun, giving more information about the noun or pronoun’s referent. Adding affixes to existing words (the base or root) to form new words is common in academic English. Prefixes are added to the front of the base, whereas suffixes are added to the end of the base. Prefixes usually do not change the class of the base word, but suffixes usually do change the class of the word. Below are the prefixes and suffixes to create Adjective :

1.       Prefixes to create ADJECTIVE
Prefixes
Meaning
Examples
a-,  an-
not, without
apolitical (adjective) : without interest in politics
ab-
away from, off
abnormal (adjective): not normal
dia-
through, across (melalui, di)
diagonal (adjective): passing through two non-adjacent corners
hetero-
Different (beda)
heterosexual (adjective): attracted to someone of the opposite sex  (tertarik pada seseorang dari lawan jenis)
homo-
same
homogeneous (adjective): having a uniform structure of composition (memiliki struktur yang seragam komposisi)
hydr-, hydro-
water
hydroelectric (adjective): producing electricity using waterpower
inter-
between, among
international (adjective): between nations
mono -
one
monolingual (adjective): using or knowing only one language
omni-
all, universally
omnivorous (adjective): eats both plants and animals
Semi-
half
semiannual (adjective): occurring twice a year
un-
not, against, opposite
unceasing (adjective): never ending, continuous



2.       Suffixes to  Create ADJECTIVES
Suffixes
Meanings
Example
-able,  -ible
worth, ability
solvable: able to be solved or explained
-al,  -ial,  -ical

quality, relation
structural: related to the physical make up of a thing
territorial: related to nearby or local areas
categorical: related to a category, absolute
-ant,  -ent,  -ient
indicating, being
important: indicating value or worth
dependent: relying upon something else
-ate
kind of state
inviolate: not disturbed, pure
-en

material

silken: made from silk, a fiber produced by worms 
-er
Comparative (Perbandingan)
brighter: more light 
-est
Superlative (puncak)
strongest: having the most strength 
-ile
having the qualities of
projectile: something thrown with an outside force 
-ing
activity
cohering: the act of sticking together 
-ish
having the character of, about, almost
newish: modern, recent 
-less
without, missing
penniless: a person without any money 
-ous,
-eous,
-ose,
-ious

having the quality of,
relating to

adventurous: characterized by the desire to seek adventures 
courageous: characterized by courage, brave 
verbose: having more words than needed 
-y
marked by, having
hungry: having hunger, marked by a desire 


B.     The Formation of English Adjective
The formation of English verb including with the suffixes –able, -al, -ant/-ent, -ar. –ary, -ed, -en, -ful, -ic, -ing ,-ive, -ish, -less, -like, -ly, -ous, -un, -y, -an, -ese.

1.        The formation of English adjective with the suffix –able.
The rule state that English Adjective can be formed by adding the suffix –able :
-          [accept]V               – [accout]V                   – [adapt]V           – [dispose]V
-          [adjust]V                – [allow]V                     – [attain]V           – [remark]V
-          [change]V              – [define]V                   – [desire]V
 [acceptable]     [adjustable]     [changeable]    [accoutable]     [allowable]      [defineable]     [adaptable]            [attainable]      [desireable]      [remarkable]    [disposeable]


2.       The formation of English adjective with the suffix – al.
The rule state that English Adjective can be formed by adding the suffix –al to the base consisting of nouns with the meaning “related to X” listed as follows :
-          [accident]N             – [addition]N                – [coast]N           
-         – [department]N           – [development]N
-          [region]N                – [supplement]N           – [digit]N
 [accidental]                  [dental]            [regional]         [additional]     [departmental] [coastal]            [supplemental]             [digital]           [developmental]

3.       The formation of English adjective with the suffix – ant/-ent.
The rule state that English Adjective can be formed by adding the suffix –ant/-ent to the base consisting of verbs with the meaning “have the quality or characteristic of X” listed as follows:
-          [absorb]V               – [acquiesce]V              – [cohere]V         – [differ]V
-          [diverge]V              – [exist]V                         – [expect]V
-          [ignore]V                – [please]V                    – [revere]V
[abbsorbent]    [acquiescent]   [coherent]        [divergent]      [existent]         [expectent]

4.       The formation of English adjective with the suffix – ar.
The rule state that English Adjective can be formed by adding the suffix –ar to the base consisting of nouns with the meaning “having to do with X” listed as follows:
-          [angle]N                 – [circle]N                     – [consul]N
-          [globe]N                 – [muscle]N                    – [spectacle]N
*[#[angle]N + [-ar]Suf#]Adj
All above underlying representations are phonologically unacceptable, so that they must go through certain phonological processes :
-          Angle, Circle, Consul. Must go through two phonological processes, that is, strengthening in which the vowel phoneme /ə/ in the last syllable changes to the vowel phoneme /u/ when the suffix –ar is added to the base.The process derivation can be shown in the following :
UR                                    : *[#[angle/æŋgəl]N + [-ar]Suf#]Adj
PR  /ə/         /u/             : [#[/æŋgul/]N + [-ar]Suf#]Adj
Output                          : [angular / æŋgjulə/]

UR                                    : *[#[circle/sə;kəl]N + [-ar]Suf#]Adj
PR  /ə/         /u/             : [#[/səkul/]N + [-ar]Suf#]Adj
Output                          : [circular / sə:kjulə/]

UR                                    : *[#[consul/konsəl]N + [-ar]Suf#]Adj
PR  /ə/         /u/             : [#[/konsul/]N + [-ar]Suf#]Adj
Output                          : [consular / konsjulə/]
-          Globe. Must go through three phonological processes, namely, vowel reduction in which the diphthong /ou/ changes to the vowel phoneme /o/; vowel insertion in which the vowel phoneme /u/ is inserted at the end of the base; and consonant insertion in which the liquid consonant phoneme /l/ is inserted at the end of the base after the vowel phoneme /u/ when the suffix –ar is added to the base.The process derivation can be shown in the following :
UR                                    : *[#[globe/gloub:/N + [-ar]Suf#]Adj
PR  /ou/       /o/             : *[#[glob/]N + [-ar]Suf#]Adj
PR insertion of /u/             : [#[globu/]N + [-ar]Suf#]Adj
PR insertion of /l/           : [#[globul/]N + [-ar]Suf#]Adj
Output                          : [globular / globjulə/]
-          Muscle. Must go through two phonological process, namely, consoanant insertin in which the stop consonan phoneme /k/ is inserted in the second syllable; and strengthening in which the vowel phoneme /ə/ in the last syllable changes to the vowel phoneme /u/ when the suffix –ar is added to the base. The process derivation can be shown in the following :

UR                                    : *[#[muscle/mΛsəl/]N + [-ar]Suf#]Adj
PR insertion of /k/          : *[#[/mΛskəl/]N + [-ar]Suf#]Adj
PR  /ə /       /u/              : [#[/mΛskul/]v + [-ar]Suf#]Adj
Output                          : [mascular / mΛskjulə/]
-          Spectacle. Must go through two phonological processes, namely, strengthening in which the vowel phoneme /ə/ in the second syllable changes to vowel phoneme /æ/; and another strengthening in which the vowel phoneme /ə/ in the last syllable changes to the vowel phoneme /u/ when the suffix –ar added to the base.The process derivation can be shown in the following :
UR                                    : *[#[spectacle/spektəkəl/]N + [-ar]Suf#]Adj
PR  /ə/         /æ/              : *[#[/spektækəl /]N + [-ar]Suf#]Adj
PR /ə/         /u/              : [#[/spektækul /]N + [-ar]Suf#]Adj
Output                          : [spectacular / spektækjulə/]

5.        The formation of English adjective with the suffix – ary.
The rule state that English Adjective can be formed by adding the suffix –ary to the base consisting of nouns with the meaning “of or related to X” listed as follows :
-          [complement]N                  – [element]N                 – [fragment]N
-          [legend]N                           – [rudiment]N               – [supplement]N
[complementary]                     [elementary]                         [legendary]                              [rudimentary]                          [supplementary]                             [fragment]

6.        The formation of English adjective with the suffix – ed.
The rule state that English Adjective can be formed by adding the suffix –ed to the base consisting of verbs with the meaning “having the quality or condition as stated by X” listed as follows :
-          [affect]V                            – [interes]V                   – [learn]V
-          [point]V                             – [tire]V                           – [wretch]V
 [affected]             [interested]            [learned]        [pointed]          [tired]       [wretched]

7.       The formation of English adjective with the suffix – en.
The rule state that English Adjective can be formed by adding the suffix –en to the base consisting of nouns with the meaning “made or related to X” listed as follows :
-   [gold]N                              – [silk]N                        – [wood]N                           – [wool]N
 [golden]                       [silken]                                    [wooden]                     [woolen]

8.       . The formation of English adjective with the suffix – ful.
The rule state that English Adjective can be formed by adding the suffix –ful to the base consisting of nouns with the meaning “full of X” listed as follows :
-          [care]N                               – [cheer]N                                 – [faith]N
-          [fear]N                               – [grace]N                                 – [mercy]N
-          [pain]N                             – [power]N                                   – [use]N
 [careful]           [cheerful]          [faithful]         [powerful]    
[fearful]             [painful]             [useful]             [graceful]

9.       The formation of English adjective with the suffix – ic.
The rule state that English Adjective can be formed by adding the suffix –ic to the base consisting of nouns with the meaning “the quality or characteristic related to X” listed as follows:
-          [democrat]N              – [economy]N           – [hero]N
-          [artist]N                  – [diplomat]N                – [fatalist]N
-          [atom]N                 – [hedonist]N
 [artistic]   [atomic]  [democratic]  [diplomatic]  [fatalistic]   [hedonistic]  [heroic]

10.   The formation of English adjective with the suffix – ing.
The rule state that English Adjective can be formed by adding the suffix –ing to the base consisting of verbs with the meaning “of or related to X” listed as follows :
-          [appeal]V                           – [cook]V                                  – [miss]V
-          [bind]V                              – [interest]V                              – [sleep]V
-          [burn]V                              – [live]V                                   – [stimulate]V
 [appealing]       [binding]        [burning]              [cooking]  
  [nteresting]     [living]               [missing]          [stimulating]

11.   The formation of English adjective with the suffix – ive.
The rule state that English Adjective can be formed by adding the suffix –ive to the base consisting of verbs with the meaning “having the quality of X” listed as follows:
-          [assert]V                 – [conclude]V               – [conserve]V                    [induct]V
-          [create]V                – [deduct]V                    – [exclude]V
When (AdjFR-11) is applied, the following underlying representations can be generated :
[#[assert]V + [-ive]Suf#]Adj
Two of the above underlying representations are phonologically unacceptable, ant others are already acceptable, so that they can directly become the output as follows :
-          Conserve. Must go through one readjustment processes, that is, allomorphy process in which the formative /at/ is inserted at the end of the base when the suffix –ive is added to the base.The process derivation can be shown in the following :
UR                                    : *[#[conserve]V + [-ive]Suf#]Adj
PR insertion of at           : [#[/conserve+at/]V + [-ive]Suf#]Adj
Output                          : [conservative / konsə:vətiv/]
-          Conclude, include. Must go through phonological process, that is, assimilation in which the stop consonant phoneme /d/ at the end of the base changes to the fricative consonant phoneme /s/ when the suffix –ive is added to the base. The process of derivation can be shown in the following :
UR                                    : *[#[conclude/kənkludl]V + [-ive]Suf#]Adj
PR  /d/         /s/             : [#[/kənklu:s/]V + [-ive]Suf#]Adj
Output                          : [conclusive / kənklu:siv/]
UR                                    : *[#[include/inklu:d]V + [-ive]Suf#]Adj
PR  /ə/         /u/               : [#[/inklu:s/]V + [-ive]Suf#]Adj
Output                          : [inclusive / inklu:siv/]

12.   The formation of English adjective with the suffix – ish.
The rule state that English Adjective can be formed by adding the suffix –ish to the base consisting of nouns with the meaning “having the characteristic of an X” listed as follows :
-          [bear]N                               – [clown]N                                – [freak]N
-          [boy]N                                – [colt]N                                   – [girl]N
-          [child]N                                – [fool]N
 [bearish]    [childish]    [coltish]     [girlish]     [boyish]    [clownish]  [foolish]

13.   The formation of English adjective with the suffix – less.
The rule state that English Adjective can be formed by adding the suffix –less to the base consisting of nouns with the meaning “having no X” listed as follows :
-      [aim]N                                   – [fait]N                                  – [mercy]N     [use]N
-          [care]N                               – [fear]N                       – [pain]N
-          [cheer]N                            – [home]N                           – [power]N
 [aimless]          [cheerless]         [earless]           [painess]         [merciless]     
[careless]           [faitless]           [homeless]       [powerless]      [useless]

14.   The formation of English adjective with the suffix – like.
The rule state that English Adjective can be formed by adding the suffix –like to the base consisting of nouns with the meaning “looking like an X” listed as follows :
-          [business]N                  – [death]N                                – [lady]N
-          [child]N                        – [life]N                                    – [war]N
 [businesslike]                           [deathlike]                   [ladylike]
[childlike]                                [lifelike]                       [warlike] 

15. The formation of English adjective with the suffix – ly.
The rule state that English Adjective can be formed by adding the suffix –ly to the base consisting of nouns with the meaning “of or like an X, acting or ready to act as an X, of or from or like X, suitable for an X, having the strong qualities expected of an X, occurring at just the right X” listed as follows :
-          [brother]N                          – [friend]N                                – [king]N
-          [death]N                             – [ghost]N                                 – [man]N
-          [father]N                                     – [heaven]N                                        – [time]N
When (AdjFR-15) is applied, the following underlying representations can be generated :
 [brotherly]        [fatherly]                  [ghostly]          [kingly]                                    [deathly]                        [friendly]                     [heavenly]             [manly]


16. The formation of English adjective with the prefix – un.
The rule state that English Adjective can be formed by adding the prefix –un to the base consisting of adjectives with the meaning “not X” listed as follows :
-          [able]Adj                             – [acceptable]Adj                      – [bearable]Adj
-          [easy]Adj                            – [happy]adj                              – [important]adj
-          [kind]Adj                            – [tidy]Adj
 [unable] [unacceptable]      [unbearable]    [uneasy]     
 [unlucky]            [unkind]                      [unhappy]

2.       THE FORMATION OF ENGLISH ADVERB THROUGH DERIVATIO
A.     Vocabulary building (affixes and roots)
Adding affixes to existing words (the base or root) to form new words is common in academic English. Prefixes are added to the front of the base, whereas suffixes are added to the end of the base. Prefixes usually do not change the class of the base word, but suffixes usually do change the class of the word. Below are the prefixes and suffixes to create Adjective :
B.     English Prefixes and Suffixes
1.       Prefixes to create ADVERB
Prefixes
Meaning
Examples
a-, as-,
to, toward, near, 
adjacent to

aside (adverb): to or toward the side 
in-,  
in, into
instead (adverb): in place of, an alternative 

2.       Suffixes to  Create ADVERB
Suffixes
Meanings
Examples
-fold
In a manner of, marked by
Fourfold :being four times as great
-ly
In a manner of
Fluently : marked by ease of movement , effortlessly smooth
-ward(s)
In a direction or manner
Homeward : toward home
-wise
In the manner of, with regard to
Timewise : with regard to time


C.     The Formation of English Adverb
The formation of English verb including with the prefix a-, and with suffix -ly, -ly, -ward (s), -wise.
1.       The formation of English adverb with the prefix a-.
The rule state that English verb can be formed by adding the prefix a- to the base consisting of nouns or adjective with the meaning “in bed, on (to) or in (to) a ship, on a level, side by side, in front, in advance, in or to another country overseas, onward movement, on or on to, the shore, on or to one side, to or at one distance” as listed in the dictionary:
-          [bed]N                                – [board]N                                – [breast]N
-          [broad]Adj                          – [head]N                                     – [long]Adj
-          [round]Adj                          – [shore]N                                 – [side]N
-          [way]N
By the applying (AdvFR-1), the follow underlying representations can be generated :
[#[a-]Pref + [bed]N#]Adv
All of the above underlying representations are already acceptable, so that they can directly become the output as follow :
[abed               [aboard]           [abreast]          [ahead]                        [along]             [away]

2.       The formation of English adverb with the suffix -ly.
The rule state that English verb can be formed by adding the prefix -ly to the base consisting of nouns or adjective with the meaning “in an X manner” as listed in the dictionary:
-          [apparent] Adj         [bad] Adj           [careful] Adj      [decisive] Adj    [effective] Adj
-          [fluent] Adj             [happy] Adj       [normal] Adj      [obvious] Adj    [precise] Adj
-          [Reluctant] Adj       [serious] Adj      [useful] Adj       [various] Adj
By the applying (AdvFR-2), the follow underlying representations can be generated :
[#[apparent]Adj + [-ly]Suf#]Adv
All of the above underlying representations are already acceptable, so that they can directly become the output as follow :
-          [apparently]           [badly]             [carefully]        [decisively]      [effectively]
-          [fluently]               [happily]          [normally]        [obviously]      [precisely]
3.       The formation of English adverb with the prefix -ly.
The rule state that English verb can be formed by adding the suffix -ly to the base consisting of nouns or adjective with the meaning “every X” as listed in the dictionary:
-          [day] N                   [hour] N            [month] N         [week] N          [year] N
By the applying (AdvFR-3), the follow underlying representations can be generated :
[#[day]N + [-ly]Suf#]Adv
All of the above underlying representations are already acceptable, so that they can directly become the output as follow :
[daily]              [hourly]           [monthly]                    [weekly]                      [yearly]


4.       The formation of English adverb with the suffix -ward (s).
The rule state that English verb can be formed by adding the suffix –ward (s) to the base consisting of nouns or adjective with the meaning “later, towards the X, situated within;turned towards the inside, towards the outside” as listed in the dictionary:
-          [after] Prep              [back] N           [east] N             [home] N          [in] Prep
-          [rear]N                    [sea] N              [sky] N             [south] N          [west] N
 [afterwards]                [backward(s)]              [eastward(s)]               [homewards]               [inward(s)]                  [rearwards]                  [skyward(s)]                [westward(s)]

5.       The formation of English adverb with the suffix -wise.
The rule state that English verb can be formed by adding the suffix -wise to the base consisting of nouns or adjective with the meaning “moving in the direction opposite to that taken by the hands of a clock, in a contrary manner;in the opposite way, in the direction of the length;longitudinal direction, in like manner” as listed in the dictionary:
-          [clock] N                [contrary] Adj                [length] N                        [like] Adj
By the applying (AdvFR-5), the follow underlying representations can be generated :
[#[clock]N + [-wise]Suf#]Adv
All of the above underlying representations are already acceptable, so that they can directly become the output as follow :
[clockwise]                  [contrarywise]            [lengthwise]                [likewise]